Prosa Free Verse

Written by Siti Lailatul Hajar (Bintang Sahara) on Rabu, 17 April 2013 at 01.45


Gerimis Setia
Oleh: Bintang Sahara
Rintik-rintik hujan mulai membasahi pipi. Aku termangu dan mematung dalam gulita awan menyelimuti. Hujan. Begitulah setiap sore harus ku lalui. Namun, kali ini berbeda. Sedikit pun kakiku tak beranjak. Sedikit pun tak ada bunyi gerak kakiku berlari. Meski hujan semakin menderu deras. Biarkan hujan membasahi pipiku. Menyapunya dari debu. Meski nampak lusuh, aku masih terpaku. Di satu tempat yang sama. Satu dua dan tiga orang berlalu lalang. Menatapku tajam. Entah apa salah ku perbuat. Aku hanya berdiri di sini. Aku tak mengumpat caci maki. Atau bahkan memukuli. Tapi mengapa mereka menatapku aneh. Seolah aku adalah manusia tak waras yang lari dari rumah sakit jiwa. Hujan ini tak segera berhenti. Rintikannya semakin bersatu dan melagu merdu. Bagai irama musik kricik. Bergerincing di kaki mungilku.  Diiringi irama angin semilir. Semakkin membuat syahdu. Aku masih berdiri di sini. Orang tak kan pernah mengerti kenapa aku di sini. Mereka tak kan pernah memahami untuk apa aku berdiri. Bahkan dalam desauan hujan sore serta semilir angin mengikuti. Ah, burung-burung pun pergi. Pulang ke sangkar. Menemui anak dan istri. Begitu pula putri malu. Ia pun menutup diri. tak hendak aku ajak bercakap-cakap. Meski hanya sebentar saja. Ayam-ayam pun berlarian. Mencari tempat teduh. Khawatir bulunya basah. Namun, aku masih tetap di sini. Berdiri sendiri. Tanpa seorang pun. Semakin lama, kakiku semakin tertancap kuat pada tanah. Hujan pun semakin asyik memainkan rambutku yang terurai lembut.  Semakin lama, hujan pun akhirnya menjadi temanku. Biar orang menatapku gila, sinting dan edan, asalkan hatiku masih di sini. Hatiku masih setia menunggumu untuk selalu kau temani. Bukan, bukan. Benarkah hati ini memang untukmu? Aku pun tak pernah tahu. Entah, aku sudah cukup bahagia terpaku di sini. Bermain bersama riangnya hujan yang terus membasahi. Gerimis. Kenapa kau tak kunjung berhenti. Apa kau hendak menutupi tangis sedihku bersama tawamu. Percuma hujan. Percuma saja. Percuma kau tutup-tutupi. Pada akhirnya semua pun tahu bahwa kau lah kekasih sejatiku. Duhai gerimis yang tak pernah jenuh menemani. Aku akan tetap di sini. Setia menemanimu. Setia menunggumu hingga kau turun kembali. Aku kan tetap di sini.

0 Responses to "Prosa Free Verse"

Pages

@suryacinta. Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

Our Partners

Categories

Resources

Bookmarks

Bintang Sahara

Semua lebih berarti, apabila dihayati.