Satu Hari Saat Aku Bersamamu

Written by Siti Lailatul Hajar (Bintang Sahara) on Senin, 11 Februari 2013 at 09.36


BAGIAN KEDUA

Ada dua hal yang tidak pernah seorang pun dapat menebak misterinya, bagaimana ia bisa jatuh cinta dan bagaimana cinta itu ia temukan pada akhirnya. Cinta bisa tiba-tiba datang dan pergi pun dengan sangat tiba-tiba. Kehadirannya yang diminta kadang tidak muncul, namun ketika diabaikan ia malah datang menghampiri. Cinta yang dijaga dengan sekuat hati dalam genggaman kadang terlepas,  namun cinta yang biasa kadang menjadi luar biasa dan bertahan sampai ajal yang menjadi pemisah.
Cinta malah semakin tak bisa dilogika saat ia datang menghampiri. Ada seseorang yang jatuh cinta hanya karena sering mendengar suara orang yang dicintainya. Ada yang jatuh cinta karena ia pernah melihat seseorang yang dicintainya membuang sampah atau melakukan sesuatu yang baginya sangat mulia. Ada yang jatuh cinta karena seringnya bersama. Dan yang terakhir inilah yang sering dialami anak manusia. Kalau pepatah jawanya mengatakan tresno jalaran soko kulino.
Entah, apakah yang kurasakan saat ini juga tergolong ke dalam cinta yang mana. Aku yakin bahkan pengamat cinta kelas dunia sekalipun, atau Kahlil Gibran sang pujangga cinta terbesar sepanjang masa tidak dapat menelaah penyakit cinta apakah yang aku derita saat ini. Aku mabuk oleh sesuatu yang tak terbaca oleh naluriku.
Aku mengenalnya satu bulan yang lalu. Termasuk perkenalan yang singkat untuk menuju jenjang perkenalan lebih dalam. Sebuah perkenalan maya, hanya lewat pesan singkat melalui handphone. Aku bahkan belum pernah sekalipun berkenalan dengan seseorang perempuan melalui handphone, apalagi sampai pada perkenalan sedalam ini.
Dia adalah adik tingkatku di kampus. Namun, meskipun berada dalam satu kampus, aku belum pernah sekalipun bertemu dengannya. Bahkan untuk sekedar tahu wajah pun kami belum. Hingga akhirnya aku lulus dan memperoleh gelar sarjanaku, aku belum pernah bertemu dengannya.
Awalnya kami memulai perkenalan saat kami dikenalkan oleh temanku yang juga mengenal dirinya. Itupun hanya bertukar nomor handphone. Aku bilang ke temanku agar meminta izin dulu kepadanya sebelum memberikan nomor handphonenya kepadaku agar tidak terjadi kesalahpahaman. Jujur aku baru kali ini mengenal seseorang hanya lewat media tanpa tahu sosoknya.
Aku memberanikan diri menulis kata demi kata untuk membuka pembicaraan melalui pesan singkat. Aku bingung, sangat bingung. Kata sapaan seperti apa yang seharusnya aku tulis. Aku ingin terlihat sopan. Setidaknya hal ini bisa menjadi kesan buatnya.
Akhirnya, setelah lama menulis, menghapus lalu menulis lagi. Aku dapati satu kalimat yang cocok bagiku untuk kukirimkan padanya.
“Namaku Bagas”.

Bersambung...

0 Responses to "Satu Hari Saat Aku Bersamamu"

Pages

@suryacinta. Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

Our Partners

Categories

Resources

Bookmarks

Bintang Sahara

Semua lebih berarti, apabila dihayati.