Bulu kuduk merinding
Melintasi nisan putih
Berjejer
Baris rapi
Bak bala tentara
Yang berperang
Membela agama Allah
Bulu kuduk semakin
merinding
Saat asma-Mu
ditakbirkan
Mulut sibuk
komat-kamit
Tuk lantunkan tahmid
Hanya kepada-Mu
Ya Ilahi Robbi
Kaki sujud bersimpuh
Sesalkan segala dosa
Yang melekat dalam
raga
Hatiku hanya sibuk
bersama-Mu
Hanya sibuk bersemayam
dalam rumah-Mu
Kudukku merinding
hebat
Bukan karena angin dahsyat
Ada dengingan
Seperti gerombolan
lebah
Yang hanya berdzikir,
Semakin menderu-deru
Menyentuh naluri kalbu
Kudukku benar-benar
merinding
Di depan pusara Sunan
Ampel
Akankah aku menjadi
penerusmu?
Surabaya, 15 Januari
2013
0 Responses to "PUISI: Bulu kuduk merinding"
Posting Komentar