Hidup ini bagaikan perjalanan panjang yang melewati banyak
jalan. Terkadang jalan itu terjal membatu, licin, atau lurus nan mulus. Setiap
kali melakukan perjalanan, pastilah kita mampir sejenak. Beristirahat sebentar
memulihkan tenaga, mengisi bensin untuk melanjutkan perjalanan. Itulah
terminal-terminal yang senantiasa kita mampir.
Apapun yang ada di sekitar kita pun hanyalah sebagai terminal
dalam kehidupan kita. Terminal ini hanyalah tempat sementara. Bukan untuk kita
tinggal selamanya. Rumah, teman, keluarga, barang berharga yang melekat pada
diri, semuanya hanya terminal sementara. Tidak ada yang benar-benar kita miliki
seutuhnya. Intinya, tak ada yang benar-benar bersama kita nantinya.
Suatu contoh, orang yang tinggal di Jakarta misalnya, adalah
karena orang yang tinggal di daerah tersebut sebelumnya telah tiada. Begitu juga
tidak menutup kemungkinan, ia akan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Dari
Jakarta kemudian ia harus tinggal di Australia karena suatu tugas. Lalu, ia
harus kembali lagi ke negerinya, Indonesia, dan ditempatkan di Sumatera untuk
mengabdikan dirinya. Begitu seterusnya.
Begitupun dengan orang-orang yang menyayangi di sekitar kita.
Mereka semua hanyalah terminal kehidupan kita. Tidak selamanya kita akan
tinggal besama mereka untuk selamanya. Banyak hal yang mungkin mennyebabkan
adanya perpisahan. Jarak, waktu, tempat, bahkan kematian yang tak terduga-duga.
Satu orang pergi, datanglah yang lalin. Satu teman menghilang, tumbuhlah seribu
teman yang meyayangi kita.
Jelas sudah, tak ada yang abadi di sekitar kita. Itu semua
hanya terminal-terminal yang mewarnai kehidupan kita. Meski[un demikian, saat
kita bisa menghabiskan waktu bersama orang-orang yang menyayangi kita, cobalah
untuk memberikan kasih saying sepenuhnya. Karena sesungguhnya, Tuhan hanya
memberikan kesempatan padamu hari ini saja. Esok masih menjadi misteri. Belum tentu,
esok atau bahkan nanti kita masih bersama mereka.
So, sayangilah orang-orang yang sekarang menghiasi
warna-warni kehidupanmu. Mereka adalah orang-orang terbaik yang Tuhan kirimkan
untukmu. Bukan hanya itu, apapun saja namanya yang ada di sekitarmu saat ini, pergunakan
dengan sebaik-baiknya. Kepakkan sayapmu untuk terbang lebih tinggi lagi.
Well, intinya syukuri segala yang ada di sekitarmu dan jangan
pernah sekalippun untuk menyia-nyiakannya. Berterima kasih atas apa yang Tuhan
berikan pada kita dan berterima kasih pada orang-orang yang telah menginspirasi
kita. Semua itu amat berharga saat kita menyadarinya.
0 Responses to "Terminal Kehidupan; sebuah renungan kecil"
Posting Komentar