Gerimis Setia
Oleh: Bintang Sahara
Rintik-rintik hujan mulai membasahi
pipi. Aku termangu dan mematung dalam gulita awan menyelimuti. Hujan. Begitulah
setiap sore harus ku lalui. Namun, kali ini berbeda. Sedikit pun kakiku tak
beranjak. Sedikit pun tak ada bunyi gerak kakiku berlari. Meski hujan semakin
menderu deras. Biarkan hujan membasahi pipiku. Menyapunya dari debu. Meski nampak
lusuh, aku masih terpaku. Di satu tempat yang sama. Satu dua dan tiga orang
berlalu lalang. Menatapku tajam. Entah apa salah ku perbuat. Aku hanya berdiri
di sini. Aku tak mengumpat caci maki. Atau bahkan memukuli. Tapi mengapa mereka
menatapku aneh. Seolah aku adalah manusia tak waras yang lari dari rumah sakit
jiwa. Hujan ini tak segera berhenti. Rintikannya semakin bersatu dan melagu
merdu. Bagai irama musik kricik. Bergerincing di kaki mungilku. Diiringi irama angin semilir. Semakkin membuat
syahdu. Aku masih berdiri di sini. Orang tak kan pernah mengerti kenapa aku di
sini. Mereka tak kan pernah memahami untuk apa aku berdiri. Bahkan dalam
desauan hujan sore serta semilir angin mengikuti. Ah, burung-burung pun pergi. Pulang
ke sangkar. Menemui anak dan istri. Begitu pula putri malu. Ia pun menutup
diri. tak hendak aku ajak bercakap-cakap. Meski hanya sebentar saja. Ayam-ayam
pun berlarian. Mencari tempat teduh. Khawatir bulunya basah. Namun, aku masih
tetap di sini. Berdiri sendiri. Tanpa seorang pun. Semakin lama, kakiku semakin
tertancap kuat pada tanah. Hujan pun semakin asyik memainkan rambutku yang
terurai lembut. Semakin lama, hujan pun
akhirnya menjadi temanku. Biar orang menatapku gila, sinting dan edan, asalkan
hatiku masih di sini. Hatiku masih setia menunggumu untuk selalu kau temani. Bukan,
bukan. Benarkah hati ini memang untukmu? Aku pun tak pernah tahu. Entah, aku
sudah cukup bahagia terpaku di sini. Bermain bersama riangnya hujan yang terus
membasahi. Gerimis. Kenapa kau tak kunjung berhenti. Apa kau hendak menutupi
tangis sedihku bersama tawamu. Percuma hujan. Percuma saja. Percuma kau
tutup-tutupi. Pada akhirnya semua pun tahu bahwa kau lah kekasih sejatiku. Duhai
gerimis yang tak pernah jenuh menemani. Aku akan tetap di sini. Setia menemanimu.
Setia menunggumu hingga kau turun kembali. Aku kan tetap di sini.
0 Responses to "Prosa Free Verse"
Posting Komentar